Minggu, 09 Agustus 2015

4 Kesalahan Orang Tua Ketika Menasehati Anak

Sudah menjadi kewajiban setiap orang tua untuk mendidik putra-putrinya agar menjadi anak yang berbudi pekerti yang baik. Hal itu bisa di mulai dari lingkungan keluarga. Untuk itu diperlukan suatu strategi yang harus disesuaikan dengan karakter dan kondisi anak.
Namun terkadang, strategi yang diterapkan oleh orang tua belum bisa diterima oleh anak. Dengan berbagai alasan anak akan membantah nasehat orang tua. Hal terburuk dari kesalahpahaman tersebut bisa berujung pada pertengkaran. Perlu adanya evaluasi, mungkin saja cara penyampaian orang tua yang kurang tepat.
 
 Berikut beberapa 4 kesalahan orang tua ketika menasehati anak sehingga nasehat orang tua seakan menjadi sis-sia dan tidak berguna.

Menasehati Anak Ketika Sedang Marah

Ingatlah bahwa perasaan anak itu sangatlah peka. Ketika orang tua pulang kerja atau setelah beraktifitas yang menguras tenaga dan pikiran, kemudian menemukan tingkah anak yang tidak baik maka sebaiknya jangan tergesa-gesa memberikan nasehat pada anak. Jika kondisi orang tua dalam keadaan lelah dan marah, dikhawatirkan nasehat yang baik akan bercampur dengan luapan emosi. Hal inilah yang bisa menyebabkan kesalahpahaman yang berujung pada pertengkaran.

Terlalu Sering Menasehati

Nasehat adalah sesuatu yang baik, dengan nasehat orang tua ingin menunjukkan hal yang baik dan yang buruk sehingga anak bisa melakukan hal-hal yang positif dan menghindari hal-hal negatif yang bersifat merugikan. Namun jika nasehat itu diberikan terlalu mendetail dan dalam intensitas yang terlalu sering, dikhawatirkan nasehat tersebut tidak bisa ditangkap dan dimengerti oleh anak. Bahkan anak yang cerdas sekalipun belum tentu mampu untuk menangkap maksud dari penjelasan yang terlalu banyak.

Berucap Negatif

Tanpa disadari terkadang orang tua sering membahas atau mengungkit kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anak di masa lalu. Jika hal itu sering dilakukan, berarti tanpa disadari orang tua telah memberikan energi negatif pada anak. Selain hal tersebut, terlalu banyak mengucapkan kata-kata seperti "jangan" atau "tidak boleh" atau kata-kata lain yang sejenis juga bisa berdampak negatif pada pola pikir dan tindakan anak. Anak akan cenderung takut untuk melakukan sesuatu hal yang baru,

Bersikap Kurang Menghargai

Salah satu kewajiban anak adalah menghargai dan menghormati kedua orang tuanya. Namun orang tua juga harus menyadari bahwa anak juga mempunyai hak untuk dihargai, inilah yang sering terabaikan. Satu hal yang perlu menjadi catatan bahwasanya seorang anak juga merupakan manusia biasa yang juga memerlukan suatu penghargaan. Hargai dan jagalah perasaan mereka dengan bersikap dan berkata secara halus. Jadilah tauladan. Karena apa yang dilakukan orang tua akan terekam oleh memori anak dan mereka akan sangat mudah untuk mencontohnya.
Sahabat, poin-poin diatas hanyalah sebagian kecil dari luasnya ilmu tentang bagaimana cara yang efektif untuk menasehati anak agar kelak menjadi seseorang yang berbudi pekerti luhur dan berguna bagi sesama. Semoga bisa bermanfaat untuk semua orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar