Oleh Amin Rais Iskandar
Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UIN Sunan Gunung Djati
Adakah
beda antara orang terdidik dengan yang tidak terdidik? Jawabannya ada.
Jangankan di mata manusia, di mata Tuhan sekalipun jelas ada bedanya.
Firman Tuhan dalam surat al-Mujadalah (11) menjanjikan peninggian
derajat orang berilmu beberapa derajat. Bahkan derajatnya satu tingkat
di bawah orang beriman. Jelas ini merupakan tanda perbedaan manusia di
mata Tuhan.
Pendidikan
dapat mengarahkan manusia pada sikap arif, bijak, berpikir luas,
futuristik, kritis dan tidak arogan. Generasi bangsa demikianlah yang
dibutuhkan keberadaanya. Bukan yang sebaliknya. Untuk mengisi dan
memperjuangkan perkembangan Negara. Pencetakan generasi ideal termaksud,
bukan barang mudah dan dalam waktu singkat. Tapi selain menuntut waktu
yang lama juga membutuhkan ongkos tidak murah.
Perintah
menuntut ilmu semenjak lahir hingga masuk liang lahat, adalah simbol
bahwa ilmu melimpah ruah dan tidak ada habis-habisnya. Muhammad Saw.
sendiri memberikan enam syarat yang perlu dipenuhi selama menuntut ilmu;
cerdas, rakus (akan ilmu), harta, sungguh-sungguh, berinteraksi dengan
guru (orang tua, alam, diri sendiri, dll), dan waktu yang panjang.
Permasalahan
yang dihadapi–dalam kondisi krisis ekonomi–adalah harta. Biaya
pendidikan yang mahal menjadi pematah semangat dan kerakusan (akan ilmu)
yang dimiliki anak kurang mampu. Akhirnya talenta terpendam dan
kecerdasan yang dimilikinya terbuang sia-sia. Berinteraksi dengan guru
pun tak akan tercapai hingga jangka waktu panjang.
Yang
ditunggu tentu saja solusi; uluran tangan pe-murah hati untuk membantu
lahirnya generasi (ideal) bangsa. Lihat saja berapa banyak anak
bertarung sendiri di jalanan. Mereka butuh subsidi untuk memenuhi hak
mereka mendapatkan pendidikan. Atau, akan dibiarkan itu menjadi cerminan
“wajah” pendidikan bangsa ini? Tentu bukan itu yang diharapkan.
Jika
terus di biarkan, generasi muda bermentalkan jalanan perlahan akan
tumbuh dan bertebaran mengisi bangsa ini. Jika memang bangsa ini
mengakui adanya hari anak sedunia, mana bentuk peringatan (perayaan)
hari anak sedunia?.***
Sumber:
https://ruangsastra.wordpress.com/2008/07/23/terdidik-vs-tidak-terdidik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar