Minggu, 05 April 2015

Terdidik Vs Tidak Terdidik

Oleh Amin Rais Iskandar
Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UIN Sunan Gunung Djati
Adakah beda antara orang terdidik dengan yang tidak terdidik? Jawabannya ada. Jangankan di mata manusia, di mata Tuhan sekalipun jelas ada bedanya. Firman Tuhan dalam surat al-Mujadalah (11) menjanjikan peninggian derajat orang berilmu beberapa derajat. Bahkan derajatnya satu tingkat di bawah orang beriman. Jelas ini merupakan tanda perbedaan manusia di mata Tuhan.
Pendidikan dapat mengarahkan manusia pada sikap arif, bijak, berpikir luas, futuristik, kritis dan tidak arogan. Generasi bangsa demikianlah yang dibutuhkan keberadaanya. Bukan yang sebaliknya. Untuk mengisi dan memperjuangkan perkembangan Negara. Pencetakan generasi ideal termaksud, bukan barang mudah dan dalam waktu singkat. Tapi selain menuntut waktu yang lama juga membutuhkan ongkos tidak murah.
Perintah menuntut ilmu semenjak lahir hingga masuk liang lahat, adalah simbol bahwa ilmu melimpah ruah dan tidak ada habis-habisnya. Muhammad Saw. sendiri memberikan enam syarat yang perlu dipenuhi selama menuntut ilmu; cerdas, rakus (akan ilmu), harta, sungguh-sungguh, berinteraksi dengan guru (orang tua, alam, diri sendiri, dll), dan waktu yang panjang.
Permasalahan yang dihadapi–dalam kondisi krisis ekonomi–adalah harta. Biaya pendidikan yang mahal menjadi pematah semangat dan kerakusan (akan ilmu) yang dimiliki anak kurang mampu. Akhirnya talenta terpendam dan kecerdasan yang dimilikinya terbuang sia-sia. Berinteraksi dengan guru pun tak akan tercapai hingga jangka waktu panjang.
Yang ditunggu tentu saja solusi; uluran tangan pe-murah hati untuk membantu lahirnya generasi (ideal) bangsa. Lihat saja berapa banyak anak bertarung sendiri di jalanan. Mereka butuh subsidi untuk memenuhi hak mereka mendapatkan pendidikan. Atau, akan dibiarkan itu menjadi cerminan “wajah” pendidikan bangsa ini? Tentu bukan itu yang diharapkan.
Jika terus di biarkan, generasi muda bermentalkan jalanan perlahan akan tumbuh dan bertebaran mengisi bangsa ini. Jika memang bangsa ini mengakui adanya hari anak sedunia, mana bentuk peringatan (perayaan) hari anak sedunia?.***

Sumber: 
https://ruangsastra.wordpress.com/2008/07/23/terdidik-vs-tidak-terdidik/
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar