Di hari-hari terakhir menjalankan ibadah puasa kita terkadang disibukkan dengan berbagai macam kegiatan untuk mempersiapkan hari kemenangan yang disambut suka cita oleh orang-orang Islam diseluruh dunia. Akan tetapi ditengah-tengah kegiatan tersebut kita mungkin lupa pada 10 malam terakhir adalah malam rahmat Allah kepada kita dan pahala untuk beribadah begitu besar sekali. Seharusnya kita berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas ibadah kita seperti bertadarus Al-qur'an, tarawih atau shalat lima waktu kita kemasjid bagi laki-laki.
Kita lihat dimasjid makin hari makin maju kedepan dalam istilah shafnya makin sedikit jumlah jamaah yang hadir dalam melakukan shalat tarawih. Oleh karena itu perlu kita cari faktor penyebabnya apakah faktor kecapean atau faktor dari upayah tidak adanya untuk meraih keuntungan untuk ibadah. Memang kita dibulan ramadhan ini disibukkan dengan rutinitas kita sehari-hari untuk beribadah dan untuk mencari kehidupan kita sehari-hari dalam kondisi lapar disiang hari. Namun dalam hal ini bagaimanapun alasannya kalau seorang yang ingin sungguh-sungguh untuk meraih ridho Allah maka mereka selalu merasakan hal-hal positif untuk mendapatkan ridho Allah tersebut tanpa mencari-cari alasan supayah bisa orang percaya kepada kita.
Sabtu, 19 Juli 2014
Rabu, 16 Juli 2014
Top 15 Inspirational Quotes
Inspirational quotes and motivational quotes have the power to get us
through a bad week, and can even give us the courage to pursue our
life’s dreams. In my book, 4 Keys to Happiness and Fulfillment at Work,
I share surprising research into the true triggers of workplace
motivation. So in the spirit of self motivation, here are 100
inspirational quotes.
1. Life isn’t about getting and having, it’s about giving and being. –Kevin Kruse
2. Whatever the mind of man can conceive and believe, it can achieve. –Napoleon Hill
3. Strive not to be a success, but rather to be of value. –Albert Einstein
4. Two roads diverged in a wood, and I—I took the one less traveled by, And that has made all the difference. –Robert Frost
5. I attribute my success to this: I never gave or took any excuse. –Florence Nightingale
6. You miss 100% of the shots you don’t take. –Wayne Gretzky
7. I’ve missed more than 9000 shots in my career. I’ve lost almost 300 games. 26 times I’ve been trusted to take the game winning shot and missed. I’ve failed over and over and over again in my life. And that is why I succeed. –Michael Jordan
8. The most difficult thing is the decision to act, the rest is merely tenacity. –Amelia Earhart
9. Every strike brings me closer to the next home run. –Babe Ruth
10. Definiteness of purpose is the starting point of all achievement. –W. Clement Stone
11. We must balance conspicuous consumption with conscious capitalism. –Kevin Kruse
12. Life is what happens to you while you’re busy making other plans. –John Lennon
13. We become what we think about. –Earl Nightingale
14.Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn’t do than by the ones you did do, so throw off the bowlines, sail away from safe harbor, catch the trade winds in your sails. Explore, Dream, Discover. –Mark Twain
15.Life is 10% what happens to me and 90% of how I react to it. –Charles Swindoll
1. Life isn’t about getting and having, it’s about giving and being. –Kevin Kruse
2. Whatever the mind of man can conceive and believe, it can achieve. –Napoleon Hill
3. Strive not to be a success, but rather to be of value. –Albert Einstein
4. Two roads diverged in a wood, and I—I took the one less traveled by, And that has made all the difference. –Robert Frost
5. I attribute my success to this: I never gave or took any excuse. –Florence Nightingale
6. You miss 100% of the shots you don’t take. –Wayne Gretzky
7. I’ve missed more than 9000 shots in my career. I’ve lost almost 300 games. 26 times I’ve been trusted to take the game winning shot and missed. I’ve failed over and over and over again in my life. And that is why I succeed. –Michael Jordan
8. The most difficult thing is the decision to act, the rest is merely tenacity. –Amelia Earhart
9. Every strike brings me closer to the next home run. –Babe Ruth
10. Definiteness of purpose is the starting point of all achievement. –W. Clement Stone
11. We must balance conspicuous consumption with conscious capitalism. –Kevin Kruse
12. Life is what happens to you while you’re busy making other plans. –John Lennon
13. We become what we think about. –Earl Nightingale
14.Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn’t do than by the ones you did do, so throw off the bowlines, sail away from safe harbor, catch the trade winds in your sails. Explore, Dream, Discover. –Mark Twain
15.Life is 10% what happens to me and 90% of how I react to it. –Charles Swindoll
Selasa, 15 Juli 2014
Bicara dan Diam
Banyak sekali ungkapan dalam berbagai bahasa yang memuji diam dibandingkan dengan bicara.
“Kalau berbicara adalah perak maka diam adalah emas.” Yang Anda
ketahui sebelum Anda ucapkan adalah tawanan Anda dan setelah Anda
ucapkan maka Anda menjadi tawanannya.” “Menyesal karena diam, hanya
sekali, menyesal karena bicara, seribu kali.” Demikian sedikit dari
banyak ungkapan dan kata hikmah.
Namun kata orang bijak: Keistimewaan diam ketimbang berbicara seperti yang tercermin dalam ungkapan di atas tidaklah mutlak. Membicarakan kebajikan dengan baik lebih baik daripada diam.” Di sini pembicaraan menjadi hiasan bagi si pembicara sedang diamnya yang diam menjadikannya tampil tanpa hiasan.
Bicara yang baik memberi manfaat bagi pembicara dan pendengarnya sedang diam hanya berpotensi bermanfaat untuk yang diam. Tidak ada baiknya diam menyangkut pengetahuan dan tidak ada baiknya berbicara berdasar ketidaktahuan. Diam pada tempatnya baik dan berbicara bila dibutuhkan wajib. Yang diam menyangkut hak yang perlu diketahui adalah setan yang bisu. Ini demikian dalam satu situasi berbicara harus dikedepankan, lebih-lebih jika kandungan pembicaraan itu memiliki dampak positif terhadap seseorang lebih-lebih jika terhadap orang banyak.
Allah menilai berdosa siapa yang mengetahui sesuatu yang dibutuhkan tapi menyembunyikanya: Janganlah kamu menyembunyikan persaksian! Siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya hatinya telah berdosa. Begitu firman-Nya dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 283.
Sekian banyak hadis Nabi pun yang memperingatkan agar jangan menyembunyikan pengetahuan yang berdampak buruk bila disembunyikan. Memang jika telah ada satu pihak yang menyampaikannya, maka gugurlah kewajiban itu terhadap yang lain, tetapi jika penyampaian orang lain belum memadai atau belum memuaskan, maka janganlah diam menyangkut apa yang Anda ketahui.
Tidak dapat disangkal bahwa berbagai pertanyaan telah diajukan kepada para ulama, cendekiawan atau orang bijak, antara lain menyangkut pilihan capres dan cawapres. Ada di antara mereka yang diam. Bisa jadi karena merasa sudah ada yang menjawabnya dan ada juga yang sejak semula telah menyatakan pandangannya. Kedua sikap di atas tidak tercela khususnya pada awal masa kampanye.
Tapi kini ada perkembangan. Persaingan antara dua pasangan semakin ketat, tarik-menarik simpati semakin kuat. Kampanye negatif pun semakin marak. Lalu ada juga sekelompok yang tidak kecil dari masyarakat yang belum menentukan pilihan padahal keterlibatan mereka dalam pemilihan presiden dan wakilnya sangat dibutuhkan lagi dapat menentukan dalam memenenangkan siapa yang dinilai lebih baik.
Nah, situasi ini menjadikan diam seribu bahasa tidaklah lagi bijak, lebih-lebih jika yang bertanya itu mengandalkan jawaban sosok yang ditanya. Di sini bukan saja bicara lebih baik daripada diam, tapi bicara diperlukan karena diam dapat menjadikan si penanya semakin bingung bahkan salah pilih. Tentu saja yang yang menjawab harus sangat bijaksana, tidak berkampanye negatif apalagi hitam. Kalau tak dapat memberi jawaban yang tegas dan nyata cukuplah dengan isyarat yang dipahami tanpa menyinggung perasaan siapapun.
Akhirnya, “Mari berpuasa dengan tekad meningkatkan kecerdasan mental dan spiritual, sambil berdoa – kiranya Pilpres berlangsung aman tertib dan yang ditetapkan Allah sebagai Presiden dan wakilnya adalah yang paling merakyat lagi merasakan gejolak hati masyarakat serta yang lebih mampu menutup kebocoran dan berjuang mewujudkan Indonesia yang jaya dan hebat.” Amin. [M.Quraish Shihab]
Namun kata orang bijak: Keistimewaan diam ketimbang berbicara seperti yang tercermin dalam ungkapan di atas tidaklah mutlak. Membicarakan kebajikan dengan baik lebih baik daripada diam.” Di sini pembicaraan menjadi hiasan bagi si pembicara sedang diamnya yang diam menjadikannya tampil tanpa hiasan.
Bicara yang baik memberi manfaat bagi pembicara dan pendengarnya sedang diam hanya berpotensi bermanfaat untuk yang diam. Tidak ada baiknya diam menyangkut pengetahuan dan tidak ada baiknya berbicara berdasar ketidaktahuan. Diam pada tempatnya baik dan berbicara bila dibutuhkan wajib. Yang diam menyangkut hak yang perlu diketahui adalah setan yang bisu. Ini demikian dalam satu situasi berbicara harus dikedepankan, lebih-lebih jika kandungan pembicaraan itu memiliki dampak positif terhadap seseorang lebih-lebih jika terhadap orang banyak.
Allah menilai berdosa siapa yang mengetahui sesuatu yang dibutuhkan tapi menyembunyikanya: Janganlah kamu menyembunyikan persaksian! Siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya hatinya telah berdosa. Begitu firman-Nya dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 283.
Sekian banyak hadis Nabi pun yang memperingatkan agar jangan menyembunyikan pengetahuan yang berdampak buruk bila disembunyikan. Memang jika telah ada satu pihak yang menyampaikannya, maka gugurlah kewajiban itu terhadap yang lain, tetapi jika penyampaian orang lain belum memadai atau belum memuaskan, maka janganlah diam menyangkut apa yang Anda ketahui.
Tidak dapat disangkal bahwa berbagai pertanyaan telah diajukan kepada para ulama, cendekiawan atau orang bijak, antara lain menyangkut pilihan capres dan cawapres. Ada di antara mereka yang diam. Bisa jadi karena merasa sudah ada yang menjawabnya dan ada juga yang sejak semula telah menyatakan pandangannya. Kedua sikap di atas tidak tercela khususnya pada awal masa kampanye.
Tapi kini ada perkembangan. Persaingan antara dua pasangan semakin ketat, tarik-menarik simpati semakin kuat. Kampanye negatif pun semakin marak. Lalu ada juga sekelompok yang tidak kecil dari masyarakat yang belum menentukan pilihan padahal keterlibatan mereka dalam pemilihan presiden dan wakilnya sangat dibutuhkan lagi dapat menentukan dalam memenenangkan siapa yang dinilai lebih baik.
Nah, situasi ini menjadikan diam seribu bahasa tidaklah lagi bijak, lebih-lebih jika yang bertanya itu mengandalkan jawaban sosok yang ditanya. Di sini bukan saja bicara lebih baik daripada diam, tapi bicara diperlukan karena diam dapat menjadikan si penanya semakin bingung bahkan salah pilih. Tentu saja yang yang menjawab harus sangat bijaksana, tidak berkampanye negatif apalagi hitam. Kalau tak dapat memberi jawaban yang tegas dan nyata cukuplah dengan isyarat yang dipahami tanpa menyinggung perasaan siapapun.
Akhirnya, “Mari berpuasa dengan tekad meningkatkan kecerdasan mental dan spiritual, sambil berdoa – kiranya Pilpres berlangsung aman tertib dan yang ditetapkan Allah sebagai Presiden dan wakilnya adalah yang paling merakyat lagi merasakan gejolak hati masyarakat serta yang lebih mampu menutup kebocoran dan berjuang mewujudkan Indonesia yang jaya dan hebat.” Amin. [M.Quraish Shihab]
Langganan:
Postingan (Atom)