Beliau adalah amirul mukminin dalam ilmu hadists. Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim ibnu Al Mughirah ibnu Bardizbah. Moyangnya yang bernama Bardizbah ini beragama Majusi, agama kaumnya. Putranya yang bernama Mugirah memeluk Islam dibawah bimbingan Yaman Al-Ju'fi Gubernur Bukhara (Bukhara adalah nama sebuah kota yang berada di negeri Rusia). Sehingga dia dipanggil Mugirah Al- Ju'fi.
Sedangkan riwayat kakeknya, Ibrahim, tidak jelas. Namun ayahnya yang bernama Ismail adalah ulama besar dibidang hadists. Ia belajar hadists dari Hmmada ibnu Zayd dan Imam Malik. Hadist-hadistnya diriwayatkan oleh orang Irak. Riwayat hidupnya ditulis oleh Ibnu Hibban dalam kitab as Siqah begitu juga putranya. Imam Bukhari, menulis riwayatnya dalam at-Tarikh Al Kabir.
Ayah Imam Bukhari adlaah seorang yang alim, Wara dan taqwa. Menjelang wafat beliau berkata: " Di dalam hartaku tidak terdapat uang yang haram atau yang syubhat sedikitpun. " Dengan demikian jelaslah bahwa Imam Bukhari hidup dalam lingkungan keluarga yang berilmu, taat beragama dan wara. Tidak heran bila dia mewarisi sifat-sifat mulia dari ayahnya.
Kelahiran dan Pertumbuhannya.
Imam Bukhari dilahrikan di Bukhara setelah shalat Jum'at, 13 Syawal 194 H. Ayahnya meninggal ketika beliau masih kecil dan meinggalkan banyak harta yang cukup untuk hidup dengan baik dan terhormat. Dia dibina dan dididik oleh ibunya dengan tekun dan penuh perhatian. Sejak Kecil, ia selalu mendapatkan lindungan dan bimbingan Alla. Ada riwayat yang mengatakan bahwa pada waktu kecil, matanya tidak bisa melihat. Ibunya sangat bersedih karenanya dan selalu berdoa untuk kesembuhannya. Lalu dia bermimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim yang berkata: " Wahai Ibu, Allah telah menyembuhkan penyakit mata anakmu karena doamu, " Esok harinya, sang ibu melihat mata anaknya sudah bercahaya. Maka duka hati ibu berganti dengan kegembiraan.
Kecerdasan dan keunggulannya.
Kecerdasan Imam Bukhari sudah tambak sejak kecil. Allah menganugerahinya daya hafalan yang sangat kuat, jiwa yang cemerlang. Ketika berusia sepuluh tahun, beliau sudah banyak menghafal hadists. Kemudain menemukan para ulama dan imam di negerinya untuk belajar hadists, bertukar pikiran dan berdiskusi dengan mereka. Sebelum berusia 16 tahun, dia sudah hafal kitab Ibnu Mubarak dan Waki' serta memahami pendapat ahlu ra'yi (rasionalis), ushul dan mazhab mereka.
Perjalanan ke Makkah dan Madinah
Pada tahun 210 H, Bukhari bersama ibu dan saudaranya pergi ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji. Kemudian saudaranya yang berusia lebih tua dan dia pulan ke Bukhara. Sedangkandia memilih tinggal di Makkah, salah stau tempat pusat meinimba ilmu di Hijaz. Di kota itulah dia menempa diri untuk mereguk ilmu yang diinginkan. Kadangkala dia pergi ke Madinah. Di kedua kota suci itulah beliau menulis sebagian karyanya dan menyusun dasar-dasar Jami'us Shahih.
Beliau menulis
Tarikh Al-Kabir disisi makam Rasulullah dan sering menulis di malam hari di bawah terang bulan. Dan mengarang tiga kitab
Tarikh As-Sagir (yang kecil),
Al Awsar (yang sedang) dan
Al Kabir (yang besar), ketiga buku itu menunjukkan kemampuannya yang luar biasa mengenai
rijalul hadits. Sehingga dia pernah berkata: "Sedikit sekali yang belum aku ketahui riwayat orang-orang yang kutulis dalam tarikh it."
Lawatannya ke berbagai Negeri.
Imam Bukhari telah melakukan ekspedisi ke berbagai negeri, dan hampir seluruh negeri Islam di singgahinya. Beluau pernah berkata: " Saya telah pergi Syam, Mesir, Jariah dua kali, Basrah empat kali, dan saya bermukim di Hijaz selama enam tahun, dan tak dapat dihitung lagi berapa kali saya pergi ke Kufah dan Baghdad untuk menemui ulama hadits."
Baghdad pada waktu itu ibukota dinasti Absiyah, adalah gudang ilmu pengatahuan dan ulama. Dinegeri itu beliau sering menemui Imam Ahmad bin Hanbal. Imam Ahmad menganjurkan untuk tinggal di Baghdad, dan melarangnya tinggal di Khurasan.
Dalam setiap oerjalannya, Imam Bukhari selalu mengumpulkan dan menulis hadits. Ditengah malam beliau bangun menyalakan lampu dan menulis setiap yang terlintas dalam benaknya, kemudian lampu tiu dimatikan. Hal ini kurang lebih dilakukan dua puluh kali setiap malam. Betitulah aktifitas Imam Bukhari, seluruh hidupnya dicurahkan untuk ilmu pengetahuan.
Wafatnya Imam Bukhari.
Penduduk Samarkand memohon kepada Imam Bukhari agar menetap di negeri mereka. Baliau pergi memenuhi permintaan itu. Ketika sampai di Khartand (desa kecil yang terletak enam mil dari kota Samarkand) beliau singgah di kota itu untuk mengunjungi keluarganya yang hidup di daerah itu. Di desa itu, Imam Bukhari jatuh sakit dan menemui ajalnya.
Dia wafat pada malam Idul Fitri tahun 256 H. (31 Agustus 870 M) dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Sebelum wafat, beliau berpesan agar jenazahnya dikafani tiga helai kain, tanpa baju dan sorban. Jenazahnya dimakamkan setleah zuhur di hari Idul Fitri itu. Dia telah menempuh perjalanan hidup yang panjang dihiasi amal yang mulia. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridahNya kepadanya.
Guru Imam Bukhari
Dalam perjalananya ke berbagai negeri, Imam Bukhari bertemu dengan guru-guru terkemuka yang dapat dipercaya. Beliau mengatakan: " Aku menulis hadits dari 1080 guru, yang semuanya adalah ahli hadits dan berpendirian bahwa iman itu adlah ucapan dan perbuatan." Diantara para guru itu adalah : Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in Muhammad bin Yusuf Al-Firyabi, Maki bin Ibrahim Al-Baikhi, Muhammad bin Yusuf Al-Baykandi dan Ibnu Rahawah. Jumlah guru yang haditsnya diriwayatkan dalam kitab sahihnya sebanyak 289 guru.
Murid-muridnya.
Orang yang meriwayatkan hadits dari Imam Bukhari tidak terhitung jumlahnya. Sehingga ada yang berpendapat, ada sekitar 90.000 orang yang mendengar langsung dari Imam Bukhari. Diantara sekian banyak muridnya yang paling menonjol adalah Muslim bin Al Hajjaj, Tirmizi, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Abu Dawud, Muhammad bin Yusuf Al-Fiyabi, Ibrahim bin Mi'ya Al Nasafi, Hammad bin Syakir Al Nasawi dan Mansur bin Muhammad Al Bazdawi. Empat orang yang terakhir ini adalah perawi sahih Bukhari yang termashyur.
Bukhari dikaruniai kekuatan hafalan dan kecerdasan luar biasa.
Kekuatan hafalan, kecerdasan, pengetahuan tentang perawi hadits dan ilatnya yang terdapat pada Bukhari, merupakan salah satu tanda kekuatan dan kebesaran Allah SWT. Allah telah memeliharanya dan para penghimpun hadits yang lainnya. Untuk menghafal hadits diluar kepala sebanyak 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits yang tidak shahih.
Kekuatan hafalan Imam Bukhari, keluasan pengetahuannya dan kecerdasannya sangat mengagumkan. Ketika Beliau tiba di Baghdad, ulama hadits berkumpul untuk menguji kemampuannya. Mereka mencampur aduk dan memutarbalik sanad dan matan 100 hadits. Matan hadits satu diber i sanad hadits lainnya, dan sanad hadits yang satu diberi matan hadists lainnya. Sepuluh ulama tampil dengan masing-masing membawa sepuluh hadits yang sudah tak karuan itu. Orang pertama mengajukan sepuluh hadits, setelah selesai membancanya, Imam Bukhari mengatakan: " Saya tidka mengetahui haditsyang anda baca tadi. " Sampai kepada penanya yang kesepuluh, Imam Bukhari tetap mengatakan seperti itu. Hadirin yang tidak tahu, memastikan Bukhari tidak akan mampu menjawabnya. Sedangkan para ulama saling berkata" Hebat benar orang ini."
Setelah para penguji selesai membaca hadits-hadits itu, Imam Bukhari melihat penanya pertama dan berkata: " Hadits pertama tadi, yang benar isnadnya adalah begini." Demikianlah Imam Bukhari menjawab satu persatu dari sepuluh hadits itu. Lalu dia menoleh kepada penanya kedua sampai kesepuluh. Dia menyebutkan hadits yang sudah diputarbalikkan itu, lalu membaca isnad dan matan hadits yang sebenarnya tanpa ada kesalahan sedikitpun. Maka para ulama Baghdad menyatakan kekaguman atas kecerdasan dan hafalan Imam Bukhari, serta memberi gelar kepadanya "Imam Hadits".
Sebagian hadirin mengatakan, " Yang mengagumkan, bukanlah ia mampu menjawab secara benar, melainkan, bagaimana dia mampu menyebutkan hadists yang sanad dan matannya tidak karuan seperti yang telah dibacakan sang penanya, padahal dia hanya mendenganr sekali saja."
Imam Bukahri pernah berkata: " Saya tidak akan meriwayatkan hadits yang kuterima dari sahabatdan tabiin, sebelumnya saya mengetahui tanggal kelahiran, hari wafatnya dan tempat tinggalnya, saya tidak akan meriwayatkan hadits mauquf dari sahabat dan tabiin, kecuali ada dasarnya yang kuketahui dari kitabullah dan sunnah Rasulullah.
Pujian Para Ulama
Karena keluasan ilmu dan kekuatan hafalannya, maka para guru, kawan dan generasi sesudahnya memujinya. Seseorang pernah bertanya kepada Qutaibah bin Sa'id tentang Imam Bukhari. Beliau menjawab : " Saya telah berjumpa dengan ahli hadits, ahli ra'yi, ahli fiqih, ahli ibadah dan orang zuhud, namun syaa belum pernah bertemu dengan orang seperti Muhammad bin Ismail al Bukhari.
Abu Bakar ibnu Khuzaimah megatakan : "Di kolong langit ini tidak ada ahli hadits yang melebihi Muhammad bin Ismail. " Abu Hatim Ar-Razi berkata: "Khurasan belum pernah melahirkan seorang yang melebihi Bukhari. Di Irak pun tidak ada yang melebihi dirinya."
Al Hakim menceritkan dengan sanad lengkap, bahwa Muslim yang menulis kitab "Shahih Muslim" datang dan mencium antara kedua mata Bukhari dan berkata: "Guru, biarkan aku mencium kedua kakimu. Engkaulah Imam ahli hadits dan dokter penyakit hadits. " Sanjungan dari generasi sesudahnya, cukup di wakili oleh Ibnu Hajar al Asqalani yang berkata:"Seandainya pintu pujian dan sanjungan mashi terbuka bagi generasi sesudahnya, niscaya kertas dan nafas akan habis. Karena bagaikan laut yang tidak berpantai."
Sifat dan akhlak Imam Bukhari.
Imam Bukhari berbadan kurus, berperawakan sedang. Kulit kecoklatan, makannya sedikit, pemalu, pemurah dan zuhud. Hartanya banyak disedekahkan baik secara terang-terangan atau sembunyi, terutama untuk kepentingan pendidikan dan para pelajar. Beliau memberikan dana yang cukup besar kepada para pelajar. Dia pernah bekata" sebulan penghasilan saya 500 dirham, semuanya untuk kepentingan pendidikan. Sebab yang ada disisi Allah itu lebih baik dan kekal.
Imam Bukhari sangat berhati-hati dan sopan berbicara, terutama dalam mengkritik para perawi. Terhadap perawi yang diketahui jelas kebohongannya, ia cukup mengatakan "Perlu" dipertimbangkan", ahli hadits meningglkannya", mereka tidak menghiraukannya. "Perkataannya yang tegas terhadap perawi yang tercela adalah "haditsnya diingkari".
Meskipun beliau sangat sopan dalam mengkritik perawi, namun ia meninggalkan hadits dari perawi yang diragukan. Beliau berkata:" Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dipertimbangkan, dan juga meninggglakan hadits yang jumlahnya sama atau lebih, karena menurut pandanganku, perawinya perlu dipertimbangkan."
Imam Bukhari merupakan contoh yang sangat berhati-hati dalam mengkritik perawi. Maka dari itu wajarlah jika cara kritiknya itu diteladani.
Menghormati Ilmu.
Imam Bukhari memiliki jiwa mulia, terhormat, Sangat membanggakan dan memuliakan ilmu, juga senantiasa menjaga agar ilmunya tidak direndahkan dan tidak dibawa-bawa ke tempat para penguasa. Ketegangan yang terjadi antara dia dengan Gubernur Bukhara, Khalid bin Ahmad Az-Zuhai, karena beliau menolak mengajar Khalid dan para putranya. Sikap seperti itu merupakan sifat terpuji para ulama rabbani yang tidak takut, kecuali hanya kepada Allah dan tidak mengajar karena mengharap kemewahan dan kedudukan. Dalam sejarah Islam, banyak ulama bersikap seperti itu, terutama pada zaman keemasan Islam yang pertama.
Pandai Memanah.
Imam Bukahri pernah belajar memanah sampai pandai, sehingga ada yang mengtakan bahwa sepanjang hidupnya hanya dua kali panahnya meleset dari sasaran. Karena dilandasi oleh hadits Rasul yang menganjurkan kaum muslim belajar memanah dan berperang. Tujuan Bukhari belajar memanah adalah untuk persiapan memerangi musuh Islam dan mempertahankan diri dari kejahatan mereka. Sebaiknya, disamping dengan Lisan, para ulama mempersiapkan diri untuk berjihad memepertahankan Islam. Sehingga apabila ada panggilan Jihad, mereka menjadi pelopor pertama yang menghadapi musuh.
Karya Imam Bukhari.
Imam Bukhari mempunyai karya tulis cukup banyak, antara lain:
1. Al-Jamius Shahih (Shahih Bukhari)
2. Adbul Mufrad
3. At-Tarikh As-Sagir.
4. At-Tarikh Al-Awsat
5. At-Tarikh Al-Kabir
6. At-Tafsir Al-Kabir
7. Al-Musnad Al-Kabir
8. Kitabul'lai
9. Raf'ul Yadain Fis Salah
10. Birrul Waidan
11. Kitabul Asyibah
12. Al-Qira'ah Khaffah Imam
13. Kitabad-Duafa;
14. Asami As-sahabah
15. Kitab Al-Kuna.