Minggu, 22 Desember 2013

7 Diktator Terkenal di Dunia dengan klub bola Favoritnya




1.Adolf Hitler – Schalke 04
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqhvKkPRu40gMTRpf-XaD_5gfOcnFn4HmKd-HPhD179QNJCvfeHGlfJ5CbKizCaSOuF7yRJs8E85u7rXJOQDv0aF2r2qdz-xLPiKfwOipWniPQ5ajS2qO5Neg_W0g_OjDKDh1P2jPboNjn/s320/adolf-hitler.jpg

The Fuhrer dilaporkan merupakan penggemar klub Schalke 04, juara Jerman enam kali ketika Hitler masih berkuasa. Klaim ini dimuat di koran The Times beberapa tahun lalu, namun kemudian dibantah. “Kami penasaran apa yang membuat koran The Times menganggap klaim ini sebagai fakta.”

2.Muammar Khadafi — Liverpool
: Sebuah mug Liverpool ditemukan di antara peninggalan mantan diktator Libya ini, yang bisa dijadikan indikasi bahwa Khadafi penggemar The Reds. Salah satu anak Khadafi yang bernama Al-Saadi juga berlatih bertahun-tahun menjadi pemain sepak bola profesional. Al-Saadi pernah menanam investasi di Juventus hingga diberikan posisi di dewan direktur tahun 2002. Dia juga pernah menimbang-nimbang untuk berinvestasi di Liverpool tapi tak pernah terlaksana.

3.Radovan Karadzic — Inter Milan
: Penjahat perang Bosnia ini merupakan penggemar Inter Milan karena dua pemain Serbia ada atau pernah ada di dalam skuad: Sinisa Mihajlović and Dejan Stanković. Menurut cerita keponakannya, sewaktu dalam pelarian Karadzic sempat beberapa kali mengambil risiko ketahuan hanya demi menonton pertandingan Inter Milan.

4.Osama Bin Laden — Arsenal
http://cdn.bleacherreport.net/images_root/images/photos/001/206/706/Osama-Bin-Laden-Supporters-React-With-Anger-Denial-To-News-Of-His-Death_crop_340x234.jpg?1304443225

 Banyak rumor mengatakan, pemimpin Al-Qaeda ini menggemari Arsenal karena pernah menonton langsung beberapa pertandingan ketika dia mengunjungi Inggris tahun 1970-an. Dia juga kabarnya membelikan kaus replika Ian Wright untuk putranya. Fans The Gunners sampai membuat yel-yel spesial: "Osama, woah-oh / Osama, woah-woah-woah-woah / Dia bersembunyi di Kabul / Dia cinta Arsenal."

5.Jenderal Franco — Real Madrid: Pemimpin Spanyol yang fasis ini terkenal sebagai seorang penggemar Madrid, sampai-sampai klub itu dianggap bagian resmi dari rezim. Lucunya, awalnya Franco mendukung Atletico Madrid (musuh Madrid).

6.Benito Mussolini — Bologna
: Diktator Italia yang fasis ini adalah penggemar setia Bologna sejak tim ini pertama kali terbentuk pada 1909. Bahkan Mussolini meresmikan stadion Bologna, dan mengatakan “Inilah contoh apa yang bisa dicapai dengan keinginan dan fasisme yang kuat.”

7.Josef Stalin — Dynamo Moscow: Klub ini didirikan oleh salah satu orang kepercayaan Stalin yang paling kuat dan ditakuti, Kepala KGB Lavrenty Beria dan banyak diisi orang-orang KGB selama beberapa puluh tahun. Paman Joe, sebutan lain Stalin, amat menganggap serius sepak bola: ketika Uni Soviet kalah dari Yugoslavia tahun 1952, dia amat murka dan membubarkan tim CSKA Moscow (yang menyumbang banyak pemain untuk timnas).
http://id.olahraga.yahoo.com/blogs/arena/klub-idola-para-diktator.html,

Israel Anggap PBB Anjing Menggonggong

Bagaimanakah Negara Palestina di mata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon? Menurut diplomat Korea Selatan ini, untuk menuju Negara Palestina Merdeka harus ada pembicaraan damai yang berujung pada pendirian dua negara: Palestina berdampingan dengan Israel.
Ban Ki-moon berpandangan Tahun 2014 merupakan waktu tepat untuk pembicaraan damai. Jangan sampai terlewatkan. Pembicaraan damai yang bertujuan menghentikan penjajahan yang telah berlangsung sejak 1967 serta mendirikan Negara Palestina Merdeka dan Berdaulat dengan batas-batas sebelum tahun 1967.
Ini berarti Madinatul Quds (Jerusalem) Timur, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai (telah dikembalikan ke Mesir), Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan (Suriah) yang telah diduduki Israel sejak 1967 harus dikembalikan kepada Palestina dan Arab. Menurut Ban, hanya dengan itu bangsa Palestina bisa hidup berdampingan dengan negara Israel dengan rasa aman.
Namun, lanjutnya, Al Quds (Madinatul Quds) harus dikeluarkan dari materi pembicaraan damai. Ia sepakat Al Quds merupakan ibukota kedua negara, dengan syarat harus ada peraturan yang menjamin semua orang bisa mengunjungi tempat-tempat yang dianggap suci oleh para pemeluk agama. Selain itu, katanya, harus ada penyelesaian adil untuk memulangkan jutaan warga Palestina di pengasingan.
Pandangan Ban Ki-moon itu disampaikan ketika ia memberi pidato mengenai keputusan PBB yang menjadikan '2014 sebagai ‘Tahun Solidaritas Buat Bangsa Palestina' pada akhir November lalu. Keputusan itu diambil melalui pemungutan suara negara anggota PBB. Sejumlah 110 setuju, 7 menolak, dan 54 abstain.
Tahun lalu, pada bulan yang sama, Sidang Umum PBB juga telah menyetujui menjadikan Palestina sebagai pengamat non-anggota. Status ini secara otomatis merupakan pengakuan terhadap Negara Palestina. Pada saat itu, 138 negara anggota menyatakan setuju, 9 menolak, dan 41 abstain. Bisa dipasikan yang menolak adalah AS dan Israel serta konco-konconya.
Status baru Palestina di dunia internasional ini tentu patut disambut gembira. Namun, apakah status, pengakuan, dan solidaritas ini banyak artinya buat masyarakat Palestina yang sehari-hari hidup menderita di bawah pendudukan Zeonis Israel? Bukankah rakyat Palestina sudah terlalu sering mendengar janji-janji dari para pemimpin dunia?
Faktanya, Zeonis Israel, terutama pada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sekarang ini, telah semakin berhasil menancapkan pengaruh Yahudi di wilayah-wilayah pendudukan. Caranya, antara lain dengan mengubah ciri-ciri khas Palestina dengan indentitas baru Yahudi. Termasuk nama-nama kampung, desa, dan jalan.
Menurut pemerhati masalah Palestina, 'Ato'ullah Marajoni, yang menulis di media Al Sharq Al Awsat edisi 9 Desember lalu, apa yang dilakukan Zeonis Israel ini sebenarnya strategi lama. Ia menunjuk sebuah buku berjudul 'Tahwidul Quds' (Mengyahudikan Al Quds) yang ditulis Rouhi Al Khatib pada 1970. Juga buku yang ditulis sastrawan dan politisi Palestina, Imil Habibi, tentang 'Mengyahudikan Palestina dan Orang-orang Palestina'. Di dalam kedua buku itu disebutkan bagaimana mengyahudikan budaya, gaya hidup, dan cara berpikir warga Palestina, terutama mereka yang hidup di bawah pendudukan Zeonis Israel.
Strategi 'mengyahudikan' Palestina ini tidak bisa dianggap remeh. Ia harus dipandang sebagai sama bahayanya dengan perang bersenjata. Strategi ini secara pelan-pelan tapi pasti akan menghilangkan identitas warga dan wilayah-wilayah Palestina yang diduduki Zeonis Israel. Yang terakhi ini kemudian menggantikannya dengan identitas Yahudi.
Yang paling gencar diserang oleh 'strategi mengyahudikan Palestina' ini adalah Al Quds bagian timur yang banyak dihuni warga Palestina. Hampir tiap hari warga Palestina di wilayah ini diancam, diteror, serta diusir. Tujuannya agar mereka tidak kerasan dan kemudian meninggalkan rumah-rumah mereka. Rumah-rumah warga Palestina ini kemudian dihancurkan dan dibangun pemukiman baru Yahudi.
Berikutnya adalah mengganggu keberadaan Masjidil Aqsa yang merukan tempat suci yang paling sensitif bagi umat Islam. Selain merusak bagian-bagian dari masjid yang merupakan kiblat pertama umat Islam ini, Zeonis Israel juga melarang-anak-anak muda shalat di masjid. Setiap orang Palestina yang masuk ke tempat suci ini harus diperiksa ketat. Sejumlah kelompok warga Yahudi juga menggelar perbagai pertunjukan musik yang hingar bingar tepat di depan masjid, yang bahkan sering berlangsung pada waktu-waktu shalat.
Semua itu dimaksudkan agar ketika berlangsung pembicaraan damai dengan delegasi Palestina, posisi Zeonis Israel di pihak yang kuat. Mereka akan mendasarkan pada bukti bahwa wilayah-wilayah yang diduduki selama ini secara faktual adalah beridentitas Yahudi: penghuni, budaya, gaya hidup, dan bahkan nama-nama kampung, desa, dan jalan-jalan. Itu sebabnya, Netanyahu menolak keras syarat bahwa pembicaraan damai dengan Palestina dikaitkan dengan pembangunan pemukiman baru Yahudi.
Dalam kondisi seperti itulah PBB menjadikan 2014 sebagai 'Tahun Solidaritas terhadap Bangsa Palestina'. Pertanyaannya, apa yang bisa diperbuat oleh PBB dan bahkan oleh Ban Ki-moon? Selama ini Zeonis Israel pun telah lama tidak memandang badan dunia itu.
Berbagai kecaman dan resolusi PBB (Majelis Umum dan DK) dianggapnya sepi. Bahkan dalam pembicaraan damai dengan Palestina, Zeonis Israel ogah melalui PBB. Mereka hanya mau pembicaraan secara langsung dengan delegasi Palestina yang difasilitasi oleh AS. Sementara Ban Ki-moon meskipun menjabat sebagai Sekjen PBB tidak mempunyai power. Tidak memiliki kekuatan memaksa. Ia tak lebih dan tak kurang hanya sebagai moderator dari negara-negara anggota badan dunia itu.
Apa pun, keputusan PBB untuk menjadikan 2014 sebagai tahun solidaritas untuk bangsa Palestina patut disambut gembira. Juga harapan-harapan besar Ban Ki-moon untuk bangsa Palestina. Walaupun kita juga tahu bahwa janji-janji PBB dan anggotanya, termasuk kecaman-kecaman mereka, ibarat tong kosong yang nyaring bunyinya. Zeonis Israel telah lama menganggap PBB hanyalah gong-gongan anjing. Mereka akan terus membangun pemukiman baru Yahudi dan mengubah apa pun yang berbau Palestina dengan identitas Yahudi. (By REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Ikhwanul Kiram Mashuri)

Valentino Rossi Dukung Langsung Inter Milan

Juara Dunia MotoGP tujuh kali, Valentino Rossi ikut menyaksikan secara langsung Derby della Madonnina di Giuseppe Meazza, Senin (23/12) dini hari WIB. Tentu saja Rossi bakal mendukung Inter yang bertindak sebagai tuan rumah untuk bisa mengalahkan AC Milan. Hal itu lantaran pembalap Yamaha tersebut merupakan seorang Interisti.

Rossi mengatakan sangat kagum dengan atmosfer stadion berkapasitas 80 ribu penonton itu. Apalagi, laga ini terasa spesial lantaran merupakan pertama kalinya, Presiden Erick Thohir menyaksikan langsung laga bergengsi di Serie A Liga Italia itu.

"San Siro. Inter-Milan. Magica atmosfera," katanya lewat akun Twitter, @ValeYellow46, yang sekaligus mengunggah foto bersama tiga rekannya.

I Nerazzurri kini menempati urutan keenam klasemen di bawah Hellas Verona  dengan torehan 28 poin. Adapun, Rossoneri menghuni urutan ke-13 dengam koleksi 19 poin.

Steve Jobs, Shakira, dan Arab Miskin

Dunia tentu mengenal sejumlah sosok berikut: Steve Jobs, Shakira, Carlos Slim Helu, Carlos Menem, dan Sharif Bassouni. Steve Jobs adalah pendiri dan CEO Apple Inc. Ia meninggal dunia di California, AS, dua tahun lalu.

Shakira penyanyi terkenal dari Kolombia dan kini menetap di AS. Nama Shakira semakin menjulang saat ia membawakan lagu ‘Waka Waka (This Time for Africa)’ pada upacara pembukaan Piala Dunia di Afrika Selatan pada 2010.

Carlos Slim merupakan pengusaha dari Meksiko dan orang terkaya sejagad versi majalah Forbes. Kekayaannya bersalip-salipan dengan dua taipan dari AS, Bill Gates dan Warren Buffett.  
Sedangkan Carlos Menem adalah Presiden Argentina (1989-1999).  
Sementara Syarif Basyouni yang di Amerika ditulis Cherif Bassiouni dikenal sebagai Bapak Hukum Kriminal Dunia Modern. Dialah salah seorang yeng meletakkan dasar-dasar hukum internasional, terutama hukum kriminal. Ia juga sering mengepalai tim penyelidikan PBB untuk kejahatan perang/kriminal dan pelanggaran HAM di berbagai negara. Dari Bosnia, Irak, Libya hingga Bahrain.

Nama-nama tersebut bukanlah warga asli negara setempat. Mereka adalah kaum imigran atau keturunan imigran dari negara-negara Arab. Menurut Husein Shabaqshy, kolomnis media Al Sharq Al Awsat, para imigran Arab yang kini hidup di luar negeri jumlahnya puluhan juta.

Pada umumnya mereka melarikan diri untuk menghindari perang, konflik dalam negeri, dan perlakuan represif rezim penguasa. Intinya, mereka tidak lagi nyaman hidup di negeri sendiri lalu memilih hijrah ke luar negeri alias pindah negara.

Steve Jobs misalnya.  Ayahnya adalah Abdul Fattah Al Jandali, 80 tahun, dan kini hidup di Nevada, AS. Al Jandali merupakan imigran dari Arab. Ia lahir di Homs, Suriah. Orangtuanya tuan tanah. Pada usia 18 tahun, Al Jandali pergi ke Beirut untuk belajar di American University. Di ibukota Lebanon itu ia jadi aktivis pergerakan Nasionalisme Arab dan memimpin demonstrasi melawan Presiden Lebanon, Bechara Al Khoury, yang dituduh sebagai antek penjajah.

Meskipun Al Khoury kemudian mengundurkan diri, situasi politik di Lebanon telah mendorong Al Jandali melarikan diri ke Amerika. Ia kemudian kuliah di Universitas Colombia dan kemudian Universitas Wisconsin hingga memperoleh gelar PhD di bidang ekonomi dan political science.

Saat kuliah, ia berkenalan dengan mahasiswi Joanne Carol Schieble hingga mempunyai anak yang kemudian dikenal dengan Steve Jobs. Lantaran orangtua Schible menolak hubungan anaknya dengan pemuda Arab, Al Jandali kemudian meninggalkan Schieble dalam kondisi hamil. Nama Steve Jobs diberikan oleh orangtua adopsinya, Paul dan Clara Jobs.

Sedangkan Shakira yang bernama lengkap Shakira Isabel Mubarak Ripoll merupakan generasi ketiga keluarga imigran Arab di Colombia. Kakek dan neneknya hijrah dari Lebanon untuk menghindari situasi politik yang serba tidak menentu menjelang keruntuhan kekhalifahan Turki Usmani.

Kakek dan nenek Shakira menetap di New York dan kemudian pindah ke Colombia. Di negara itu Shakira lahir dari orang tua William Mubarak Syadid dan Nidia Ripoll.

Berikutnya adalah Carlos Salim (Slim) Helu, 73. Ia merupakan generasi kedua imigran Lebanon di Meksiko dari orangtua Julian Salim Haddad dan Linda Helu. Ayahnya yang lahir dengan nama Khalil Salim Haddad saat muda melarikan diri ke Meksiko untuk menghindari kekerasan dari pemerintahan Turki Usmani di Lebanon.

Termasuk dari generasi kedua imigran Arab adalah Carlos Munem. Mantan Presiden Argentina ini lahir pada 1930 di sebuah kota di Provinsi La Rioja, Argentina. Kedua orangtua Munem berasal dari Kota Yabrud, barat daya Suriah dan berbatasan dengan Lebanon. Mereka melarikan diri dari Suriah untuk menghindari konflik politik menjelang kejatuhan Turki Usmani.

Sedangkan Mahmud Syarif Basyouni berimigrasi ke AS pada masa Presiden Mesir Jamal Abdul Nasir. Ia meninggalkan Mesir karena menolak bergabung dengan divisi intelejen yang bertugas mengintrogasi dan menyiksa para tahanan politik. Atas bantuan teman-temannya ia kemudian berhasil menyelinap naik kapal laut dari Alexander menuju Italia dan kemudian ke New York, AS.

Husein Shabaqshy menjelaskan, imigrasi Arab ke luar negeri terjadi secara periodik. Periode pertama terjadi menjelang dan setelah runtuhnya Kekhalifahan Usmaniyah. Saat itu, Turki Usmani yang kalah pada Perang Dunia I dijuluki sebagai negara sakit. Kekuasaannya yang luas lalu jadi bancaan Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman. Jutaan warga Arab, terutama dari wilayah Syam (Suriah dan Lebanon), yang khawatir dengan kehidupan mereka lalu memilih hijrah ke Eropa dan Amerika.

Periode hijrah berikutnya adalah ketika berdiri negara Israel di wilayah Palestina. Khawatir atas pembantaian oleh Zeonis Israel, jutaan warga Palestina kemudian meninggalkan negaranya.

Gelombang imigrasi Arab ini berlanjut ketika Presiden Mesir, Jamal Abdul Nasir, yang berhaluan sosialis menasionalisasikan perusahaan-perusahaan swasta. Ribuan orang kaya Mesir kabur ke luar negeri dan kemudian menetap di Amerika dan Eropa.

Perang saudara di Lebonon yang berlangsung sekitar 22 tahun juga telah mengakibatkan gelombang hijrah besar-besaran warga Lebanon. Kini jumlah imigran Lebanon bahkan lebih besar dari penduduk yang tinggal di dalam negeri. Sebagian besar mereka menetap di Brasil, Argentina, Kanada, Kolombia, Australia, Prancis, Inggirs, Veneuzela, dan AS. Jumlah keturunan Lebanon di luar negeri mencapai 16 juta orang, sementara penduduk Lebanon kurang dari 4 juta orang.

Perang Iran-Irak dan kemudian aneksasi Irak (Saddam Husein) ke Kuwait juga telah menyebabkan sejumlah warga Arab meninggalkan negaranya. Namun, gelombang imigrasi Arab yang paling mengerikan justru terjadi dalam beberapa tahun ini. Yakni tahun-tahun munculnya apa yang disebut Al Rabi' Al Araby atau Musim Semi Arab.

Sayangnya, Musim Semi yang diharapkan membawa perbaikan kepada kehidupan rakyat itu tidak terjadi. Jauh panggang dari api. Tunisia, Mesir, Libia, dan Yaman terus bergolak. Sementara konflik di Suriah juga terus memakan korban. Begitu juga di Irak. Yang menjadi korban adalah puluhan juta rakyat.

Pertikaian politik dan perebutan kekuasaan telah membuat rakya sengsara. Akibatnya jutaan rakyat miskin kini dalam daftar tunggu untuk meninggalkan negaranya.

Namun, berbeda dengan gelombang imigrasi Arab sebelumnya yang pada umumnya adalah orang kaya dan aktivis politik, kini mereka yang ingin meninggalkan negaranya adalah orang-orang miskin yang rentan terhadap bujuk rayu mafia internasional. Akibatnya, banyak di antara mereka yang kemudian menjadi korban keganasan air laut dan tandusnya padang pasir Afrika. Banyak di antara mereka yang kemudian tewas mengenaskan sebelum mencapai negara impian.

Ya, inilah ironi negara-negara Arab. Negara-negara yang dikenal kaya raya, namun rakyatnya sengsara akibat kerakusan penguasa.  Para Arab miskin itu boro-boro bermimpin menjadi Steve Jobs, Shakira, Carlos Salim, Carlos Munen atau Sharif Bassouni,  bisa selamat di negara tujuan pun sudah untung. (
Oleh
REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Ikhwanul Kiram Mashuri)

 

Sabtu, 10 Agustus 2013

Menggunakan Masa

Waktu atau masa adalah hal yang harus kita manfaatkan sebelum waktu itu pergi dari kita. Memang pada saat kita mendapatkan waktu luang terkadang kita tidak memanfaatkan waktu itu sebaik-baiknya karena kita terkadang berpikir waktu luang adalah saat kita melepas lelah dari kepenatan. Itu berlaku bagi orang yang bekerja namun bagi orang yang bermalas malasan hal itu tidak baik dan juga bagi orang yang baik adalah menggunakan waktu luang sebaik-baiknya agar tidak merugi. Disaat waktu luang kita harus memanfaatkannya dengan baik agar kita tidak merugi dalam kehidupan ini.

Cara menggunakan waktu itu dengan cara memenejemen waktu dan kemauan kita menjalankan jadwal yang kita buat itu sendiri, seandainya jika kita tidak memenajamen waktu yang jelas kita tidak bisa membagi kapan waktu-waktu untuk istirahat, bekerja atau untuk beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa. Untuk menjalankan menejemen waktu itu tidak mudah maka perlu tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya.

Jumat, 09 Agustus 2013

Menulis

Menulis adalah hal yang menjemukan jika kita tidak punya keinginan untuk itu dan juga kita tidak ada kemauan dan tekhnik dalam merangkai kata untuk menuangkan isi di kepala kita. Ada sebuah moto dalam menulis yang bagus untuk kita digunakan bagi yang suka menulis dan untuk mengisi blogger dalam keseharian yaitu " Lebih baik menulis menjadi Sampah dari pada menjadi sampah pada Pikiran". Moto ini mengajak saya kembali untuk menulis sebaba menulis adalah keinginan lama saya yang susah tersalurkan dan tidak tahu apakaha menulis pada saat ini merupakan awal atau hanya sekedar semangat sesaat saja.

Menulis merupakan hal yang positif dari pada kita berkoar-koar membicarakan orang lain dan banyak bicara dengan orang lain yang belum tentu orang tersebut senang dengan apa yang kita bicarakan. Namun, bila kita menulis selain mendapatkan manfaat dalam menuangkan isi dari pikiran kita dan kita bisa mencari ide-ide dari membaca dari buku atau browsing dari referensi untuk menambah pengetahuan kita dan juga mengasah otak kita agar bisa menjadi banyak pilihan kata.

Menerapkan menulis memang hal yang sulit dilakukan untuk kita apalagi menulis bukanlah sebuah tugas yang mendesak orang-orang agar melakukannya namun menulis merupakan sebuah keinginan kuat dalam menciptakan sebuah kalimat yang menarik dan sebuah karya dari pemikiran orang yang senang menulis.

Banyak orang sukses dengan gampang menyalurkan kesenangannya dalam menulis karena menulis merupakan hal yang positif jika ditekuni bisa menghasilkan uang dan penghasilan bagi orang yang memiliki keterampilan menulis dalam dirinya. Untuk itu marilah kita menulis agar mendapatkan hal positif dari menulis itu sendiri.

Jumat, 12 April 2013

Diri Yang Rapuh

Aku rapuh dalam langkah dan tidak mempunyai kekuatan lagi dalam hidup ini hanya padamulah Ya Allah hamba bisa mengadu dan berharapa terhadap hidup ini. Terkadang hamba ingin bicara tapi tidak bisa tapi melalui tulisan ini hamba ingin bicara dan mengeluarkan semua yang ingin hamba tulisakan karena didunia kerja saat ini menuntut diriku diam dan itu sebuah solusi untuk hidup. Mudah-mudahan dalam hal ini hamba bisa mengekspresikan ide dan kreatifitas hamba dalam menulis dan menerapkan ilmu menulis yang pernah hamba dapatkan di bangku pendidikan. Di dunia kerja ku sekarang tidak ada harga ilmu pengetahuan dan orang yang sekolah tinggi dianggap biasa dibandingkan sebuah pimpinan yang tidak menganggap orang sekolah bukan tempat untuk bertanya dan orang yang dapat dukungan penting dari petinggi itulah orang yang bisa bicara. Menandingi sebuah kekurangan orang akan menjadi diri kita orang yang kurang pula. Ku berharap dengan selalu menulis dalam blog ini akan memupuk hamba selalu berhati-hati dalam bicara dan menuangkan sebuah ekspresi terdalam seorang hamba yang tidak dianggap karena ketika ingin bicara dianggap kecil, muda dan tidak berpengalaman. Ketika hamba ingin menjelaskan pengalaman dan ide disepelehkan dan justru itu kutuangkan apa yang kurasakan disini. Saat ini dan selanjutnya agar tidak menjadi orang yang kaku kedepannya.

Minggu, 07 April 2013

Sukses Anak Betawi di Benua Hitam

Di bidang bisnis persewaan mobil mewah Jakarta, nama Aryanto Mangundihardjo sangat dikenal luas. Selain koleksinya lengkap, sejumlah artis top dunia pernah memanfaatkan jasa rentalnya. Menariknya, dia mengawali kisah suksesnya menjadi loper koran.

Tempat usahanya mirip show room mobil mewah. Lihat saja, di ruang pamernya terdapat 16 mobil jenis Toyota Alphard Vellfire, Toyota All New Camry, Toyota Fortuner, Toyota Land Cruiser, Mercedes-Benz E250, hingga Mercedes-Benz S300.

Semua tampak bersih-mengilat, dan  seperti masih kinyis-kinyis. Padahal mobil-mobil dengan harga selangit itu bukan barang baru yang keluar dari pabrik. Mobil-mobil tersebut adalah sebagian kendaraan yang disewakan Jakarta Limousine, perusahaan persewaan mobil mewah di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

"Masih ada belasan mobil lain milik partner yang biasa dititipkan ke kami," ujar Aryanto Mangundihardjo, owner Jakarta Limousine, pekan lalu.

Selain 16 mobil tersebut, Arya (sapaan Aryanto) juga menyediakan armada mobil supermewah seperti Hummer H2, Hummer H2 Limousine, Ferrari Spider Seraph, Bentley Flying Spur, hingga Rolls-Royce Phantom. Total ada 68 unit mobil mewah dari berbagai merek yang disiapkan Arya. Dengan armada yang begitu lengkap, bisnis Jakarta Limousine pun berkembang pesat.

Namun, kesuksesan itu tak diraih Arya dengan mudah. Perjalanan hidupnya adalah kisah tentang seorang anak muda dengan jiwa yang penuh gejolak, anti-kemapananan, berani menantang risiko, dan penuh kreativitas untuk mengejar mimpi.

Pada 1991, di usia 15 tahun, pria kelahiran Jakarta, 14 Mei 1976, itu memilih berhenti sekolah dan jarang pulang ke rumah. Dia lebih tertarik memulai usaha meski dengan cara menjadi penjual koran. Padahal, sebenarnya dia berasal dari keluarga yang cukup berada. Ayahnya, Wiyoto Mangundihardjo, saat itu memiliki usaha persewaan alat berat di Jakarta.

Berbulan-bulan menjual koran dengan penghasilan pas-pasan membuat Arya terus memutar otak. Akhirnya, muncullah ide kreatif  nan jitu. Perkenalannya dengan seorang tukang kredit keliling membuatnya bisa mendapat pinjaman uang Rp 300 ribu. Uang tersebut kemudian dibelikan pager (alat komunikasi radio panggil).

Arya lantas menulis nomor pager-nya dalam secarik kertas dan diselipkan di setiap koran atau majalah yang dijualnya, dengan harapan para pembeli bisa berlangganan dengan cara menghubunginya melalui nomor pager tersebut.

"Sejak kecil, saya sudah terbiasa melihat bagaimana orang tua saya berbisnis. Mungkin itu yang membuat saya bisa berpikir kreatif untuk mencari uang," katanya lantas tertawa.

Strategi itu berbuah manis. Didukung dengan pembawaannya yang supel dan piawai berkomunikasi, dalam tiga tahun saja, Arya berhasil menggaet ratusan pelanggan koran dan majalah di Jakarta dan sekitarnya. Untuk mengantar pesanan yang makin banyak,

Arya bekerja sama dengan agen penyedia jasa kurir. Dia pun mulai mengajak adik kandungnya untuk membantunya mengurus pengiriman-pengiriman koran/majalah.

Namun, kemapanan itu tak membuatnya cepat puas diri. Dia bahkan kemudian menyerahkan usaha agen koran itu  kepada adiknya. "Saat itu saya mikir, saya masih muda, kok kerjanya hanya duduk-duduk saja, nggak ada lagi tantangannya. Maka sekitar tahun 1994, kira-kira umur 18 tahun, saya mencoba pekerjaan baru sebagai security atau satpam," ucapnya.

Pekerjaan satpam itu menjadi batu loncatan berikutnya. Sebab, saat itu Arya sangat ingin belajar menyetir mobil. "Saya bekerja di tempat usaha jual air mineral galon. Di situ ada beberapa mobil pikap, jadi saya boleh belajar menyetir. Nah, setelah bisa (menyetir), saya jadi sopir keliling ngantar air mineral," ceritanya.

Setelah mahir menyetir, pada 1997 Arya melamar dan kemudian diterima bekerja sebagai sopir di sebuah perusahaan milik orang Jepang di Jakarta. Bekerja dengan orang asing membuat Arya dituntut untuk mau belajar bahasa asing, seperti Jepang maupun Inggris.

Setahun kemudian, Arya ganti profesi menjadi sopir taksi Blue Bird. Tapi, pada 1999, dia minta pindah ke Bali. Dengan bekal kemampuan bahasa asing yang lumayan, Arya pun ditugaskan menjadi sopir Golden Bird di Bali. Golden Bird adalah unit bisnis Blue Bird yang memberikan layanan mobil mewah/premium. "Saat itu, saya pegang (mobil) Volvo," sebutnya.

Di Bali, Arya banyak bertemu dengan orang-orang yang memiliki usaha rental mobil. Karena itu, ketika Bom Bali I mengoyak ketenangan Pulau Dewata pada 12 Oktober 2002, Arya memutuskan untuk balik ke Jakarta.

Saat itulah, dia mulai merintis bisnis rental mobil. Bermodal uang simpanan sebesar Rp 3 juta, Arya meminjam mobil Toyota Kijang milik kenalannya untuk ditawarkan kepada orang yang membutuhkan mobil sewaan.

Untuk menggaet pelanggan, Arya memasang iklan di beberapa surat kabar. Cara itu rupanya cukup efektif. Pesanan demi pesanan terus mengalir. Beberapa kenalan pun mulai menitipkan mobilnya kepada Arya untuk dimanfaatkan sebagai mobil rental.

Bisnis rental itu mengalami lonjakan signifikan ketika Arya mencoba peruntungan dengan ikut tender penyediaan mobil untuk perusahaan obat nyamuk cair. Tak disangka, tender itu dimenangkan Arya. Saat itu, perusahaan tersebut menyewa 14 unit mobil Toyota Kijang selama 3 bulan, tapi dengan perhitungan sewa harian.

"Jadi, waktu itu saya sewa mobil ke perusahaan rental dengan kontrak bulanan, kemudian saya sewakan ke perusahaan itu dengan kontrak harian. Wah, untungnya besar sekali. Dari situ, untuk pertama kalinya saya bisa membeli mobil Kijang," ceritanya dengan wajah berbinar.

Setelah itu, kontrak dari beberapa perusahaan berhasil digaetnya. Salah satunya dari sebuah perusahaan ponsel yang menyewa 48 unit mobil untuk jangka waktu beberapa tahun.

Bisnis rental pun berkembang pesat. Hingga akhirnya Arya menangkap peluang bisnis baru pada 2006. Berawal dari keluh kesah salah seorang pengusaha asal Rusia yang kesulitan mencari rental mobil mewah di Jakarta, Arya kemudian banting setir dari rental mobil biasa ke rental mobil mewah. Nama usahanya yang dulu Jakarta Bahana, diganti menjadi Jakarta Limousine.

Arya pun berangsur mulai menjual mobil-mobil Kijangnya untuk dibelikan kendaraan yang lebih mewah. Pergaulan yang luas membuat Arya juga leluasa menghubungi beberapa rekannya yang memiliki mobil-mobil supermewah.

Proposal pun dimasukkan ke berbagai perusahaan, terutama perusahaan sektor migas, batubara, dan perusahaan-perusahaan besar lain. Dalam waktu singkat, order pun mengalir.

Selain para bos perusahaan, pelanggan Jakarta Limousine juga banyak dari orang-orang yang menyewa mobil untuk keperluan resepsi pernikahan, syuting film, maupun syuting iklan. Banyak juga dari kantor kedutaan besar negara sahabat yang menyewa mobil-mobil mewah untuk para pajabatnya yang berkunjung ke Indonesia. Beberapa even besar juga pernah menggunakan jasa mobil Jakarta Limousine, seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean maupun Sea Games.

Namun, yang lebih fenomenal adalah jajaran artis kelas dunia yang tampil di Indonesia pernah menikmati servis Jakarta Limousine. Sebut saja nama-nama beken seperti Linkin Park, Rihanna, Beyonce Knowles, Katy Perry, hingga Justin Bieber.

Menurut Arya, dibandingkan pelanggan lain, para artis biasanya memiliki permintaan yang lebih rumit. Misalnya, minta belasan mobil dengan tipe dan warna yang sama untuk artis dan seluruh kru. "Alasannya supaya fans ataupun orang-orang tidak bisa mengetahui artis itu naik di mobil yang mana," katanya.

Arya menyebut, dari sekian armadanya, yang paling laris disewa adalah jenis Toyota Alphard yang hampir setiap hari keluar. Sedan Mercedez-Benz juga cukup laris disewa oleh pelanggan dari perusahaan maupun kantor-kantor kedutaan.

Lalu, berapa harga sewa  yang harus dibayar untuk menikmati mobil-mobil mewah itu? Arya mengatakan, harga sewa bisa berubah-ubah. Namun, sebagai gambaran, untuk Toyota Alphard sekitar Rp 3 juta dan sedan Mercedez-Benz di kisaran Rp 5 "15 juta tergantung tipenya.

Sedangkan untuk mobil-mobil supermewah, Arya mematok kisaran harga sewa yang selangit. Ferrari Spider Seraph dipatok Rp 30 juta, Bentley Flying Spur Rp 32 juta, dan Hummer H2 Limousine Rp 37,5 juta. Yang paling mahal adalah Rolls-Royce Phantom.

Untuk mobil berharga sekitar Rp 10 miliar itu, harga sewanya dipatok Rp 50 juta. "Itu semua harga sewa per 12 jam. Tapi, masih bisa nego kok," kata Arya setengah berpromosi.

Harga itu sudah termasuk bahan bakar, sopir, dan berbagai fasilitas pendukung seperti kulkas berikut minuman dan makanan ringan, koleksi buku, majalah, dan surat kabar. Bahkan, untuk fasilitas keamanan, beberapa jenis mobil menggunakan body dan kaca antipeluru.

Arya mengaku, selain kelengkapan armada, salah satu keunggulan Jakarta Limousine adalah profesionalitas para sopirnya. Selain mahir berbahasa Inggris, mereka direkrut dari perusahaan jasa keamanan, sehingga memiliki kemampuan untuk bertindak cepat jika sewaktu-waktu penumpang berada dalam kondisi bahaya, seperti perampokan atau terjebak kerusuhan massa.

"Beberapa pelanggan ada yang meminta sopir dilengkapi senjata api atau sekalian meminta pengawal bersenjata api. Untuk memenuhi itu, kami biasanya menghubungi pihak kepolisian untuk meminta bantuan dari personel Brimob yang sedang dinas luar," ujar ayah tiga putri tersebut.

Arya optimistis, bisnis rental mobil mewahnya akan terus berkembang. Mulai tahun ini, dia berencana untuk melebarkan sayap bisnisnya ke kota-kota lain seperti Surabaya, Semarang, Denpasar, Solo, Jogja, Medan, Pekanbaru, dan Banjarmasin. (*/jpnn) 

Sabtu, 06 April 2013

Jauh Pada Kesendirian

Di kesendirian ku menghitung bulan, minggu dan hari-hari demi mencapai sebuah cita-cita yang akan diraih meskipun jarak jauh dari keluarga ku korbankan untuk sebuah cita-cita agar nantinya ku bisa berhasil. Meskipun jauh dan butuh waktu untuk kembali keputusan ini ku ambil, kutetapkan hati dan berusaha membahagiakan hati agar bisa bertahan terhadap situasi dimana tidak menyenangkan diri demi sebuah impian dan mengumpulkan uang untuk cita-cita tersebut. Setiap hari pergi subuh pulang malam dari gelap ke gelap hari demi hari ku jalani guna mengumpulkan pundi-pundi rupiah agar bisa mencapai sebuah cita-cita yang sederhana yaitu mengumpulkan uang untuk kuliah S2 saja sebagai syarat menjadi seorang pengajar disebuah perguruan tinggi. Jarak jauh dari keluarga terasa jika kita pada kesendirian tidak ada yang bantu dan selalu mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari teman-teman kerja yang hanya maunya menang sendiri dan hanya mau di mengerti tanpa mengerti sulitnya situasi yang diperoleh pada saat-saat daku jalani setiap harinya.

Jauhnya tempat kerja ku alami adalah didasari sebuah semangat keberhasilan dan ingin menjadi orang yang bermanfaat nantinya. Setiap hari dan tiap waktu aku berharap dan berdoa kepada Tuhan agar dapat memberikan kemudahan dan petunjuk bagi ku untuk menggapai cita-citaku yang sederhana ini. Ya Tuhan kabulkanlah isi hati hambaMu ini agar hamba selalu dapat merasakan kebahagiaan dalam hidup.Amin.